hai guys, kali ini saya akan membahas sebuah buku yang saya pinjam dari perpustakaan kampus beberapa hari lalu, jadi tolong disimak ya...
Identitas Buku
![Picture](/uploads/3/8/2/6/38263129/5188826_orig.jpg)
Judul: Jangan Beri Aku Narkoba
Oleh: Alberthine Endah
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun cetak: 2004
Cetakan: Pertama
Tebal buku: 243+1 slogan
Panjang buku: 21 cm
Oleh: Alberthine Endah
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun cetak: 2004
Cetakan: Pertama
Tebal buku: 243+1 slogan
Panjang buku: 21 cm
Sinopsis
“Narkoba telah menghancurkanmu”
“Bukan. Bukan dia. Dia cuma bubuk putih yang tahu bagaimana bersiasat memberi penyelamatan dalam dunia yang begini kurang ajar.”
“Kamu menjadi rusak. Kamu menjadi celaka. Kamu menjadi seorang lesbian. Semua karena narkoba.”
“Saya korban dari orangtua yang rusak. Saya korban akhlak mereka yang celaka. Tapi saya menjadi seorang lesbian karena cinta itu memang ada. Hanya itu yang saya punya.”
“Kamu kalap. Kamu harus masuk panti.”
“Kenapa kalian hanya memikirkan saya dan narkoba? Kenapa kalian tidak pernah berpikir membuat panti bagi orang-orang yang membuat saya menjadi celaka. Orang tua.”
“Bukan. Bukan dia. Dia cuma bubuk putih yang tahu bagaimana bersiasat memberi penyelamatan dalam dunia yang begini kurang ajar.”
“Kamu menjadi rusak. Kamu menjadi celaka. Kamu menjadi seorang lesbian. Semua karena narkoba.”
“Saya korban dari orangtua yang rusak. Saya korban akhlak mereka yang celaka. Tapi saya menjadi seorang lesbian karena cinta itu memang ada. Hanya itu yang saya punya.”
“Kamu kalap. Kamu harus masuk panti.”
“Kenapa kalian hanya memikirkan saya dan narkoba? Kenapa kalian tidak pernah berpikir membuat panti bagi orang-orang yang membuat saya menjadi celaka. Orang tua.”
Isi Buku
Buku ini menceritakan tentang sisi gelap kehidupan manusia, yang penuh dengan kekerasan, kesenjangan social antara orang kaya dan miskin, pergaulan bebas, dan lain lain.
Buku ini menceritakan kisah tentang Arimbi, seorang korban dari kehidupan rumah tangga yang bobrok. Seperti kebanyakan remaja yang frustrasi, dia mengenal narkoba dan dengan waktu singkat telah kecanduan dengan bubuk yang melenakan itu.
Buku ini juga menceritakan betapa gigihnya seorang Arimbi dalam mengatasi kecanduannya pada narkoba. Dengan sisa kesadaran dan rasa cintanya yang besar kepada teman wanitanyalah Arimbi berusaha lepas dari kehidupan yang dia benci sekaligus narkoba.
Kisah Arimbi ini menjadi sebuah gambaran bagaimana kerasnya kehidupan bagi para pencandu narkoba dalam menjalani rehabilitasi dan menerima semua pandangan negative tentang mereka.
Buku ini menceritakan kisah tentang Arimbi, seorang korban dari kehidupan rumah tangga yang bobrok. Seperti kebanyakan remaja yang frustrasi, dia mengenal narkoba dan dengan waktu singkat telah kecanduan dengan bubuk yang melenakan itu.
Buku ini juga menceritakan betapa gigihnya seorang Arimbi dalam mengatasi kecanduannya pada narkoba. Dengan sisa kesadaran dan rasa cintanya yang besar kepada teman wanitanyalah Arimbi berusaha lepas dari kehidupan yang dia benci sekaligus narkoba.
Kisah Arimbi ini menjadi sebuah gambaran bagaimana kerasnya kehidupan bagi para pencandu narkoba dalam menjalani rehabilitasi dan menerima semua pandangan negative tentang mereka.
Tanggapan Terhadap Buku
Hal pertama yang terlintas ketika saya membaca sinopsis di sampul belakang Jangan Beri Aku Narkoba adalah “Ada lagi satu buku yang mengangkat kisah seorang pencandu narkoba”.
Buku ini ditulis dengan gaya laporan wawancara dengan Arimbi di panti rehab yang menceritakan kisah hidupnya kepada seorang wartawan. Kisah hidup Arimbi tertuang sangat lancar sehingga sulit bagi kita untuk meletakkan buku ini sebelum selesai.
Halaman demi halaman menunturkan kisah hidup Arimbi yang anak orang kaya dan memiliki orangtua yang punya nama besar. Orangtua yang tampak harmonis dan bahagia meskipun di dalamnya bobrok dan saling menyakiti. Arimbi menjadi anak yang bingung, apalagi ketika perlahan-lahan kesadaran bahwa dirinya beda dengan cewek-cewek lain mulai merayap masuk ke dalam pikirannya. Hingga ia mulai berkenalan dengan narkoba di masa SMU, dan akhirnya jadi pecandu berat.
Narkoba juga yang mengenalkan Arimbi pada Vela, gadis yang yang dicintainya. Gadis yang membuatnya rela melakukan apa saja asal bisa bersamanya. Cintanya pada Vela pula yang menyebabkan ia mati-matian ingin melepaskan diri narkoba dan kehidupan yang dibencinya.
Tidak hanya mengupas hubungan cinta antara dua perempuan, penulis juga menceritakan perbedaan tentang si kaya dan si miskin. Arimbi yang berduit bisa menikmati panti rehabilitasi narkoba yang mewah ala hotel bintang lima, sementara Vela harus “menikmati” panti rehab ala penjara yang penuh kekerasan. Penulis menulis buku ini dengan irama yang teratur, membuat kita bisa merasakan gejolak Arimbi yang marah pada dunia dan orang-orang sekitarnya. Marah pada keadaan yang tidak ramah pada dirinya dan Vela.
Berkat jalan ceritanya yang bisa dikatakan bagus, buku Jangan Beri Aku Narkoba berhasil menjadi pemenang Adikarya Ikapi th. 2005 untuk buku remaja terbaik.
Buku ini ditulis dengan gaya laporan wawancara dengan Arimbi di panti rehab yang menceritakan kisah hidupnya kepada seorang wartawan. Kisah hidup Arimbi tertuang sangat lancar sehingga sulit bagi kita untuk meletakkan buku ini sebelum selesai.
Halaman demi halaman menunturkan kisah hidup Arimbi yang anak orang kaya dan memiliki orangtua yang punya nama besar. Orangtua yang tampak harmonis dan bahagia meskipun di dalamnya bobrok dan saling menyakiti. Arimbi menjadi anak yang bingung, apalagi ketika perlahan-lahan kesadaran bahwa dirinya beda dengan cewek-cewek lain mulai merayap masuk ke dalam pikirannya. Hingga ia mulai berkenalan dengan narkoba di masa SMU, dan akhirnya jadi pecandu berat.
Narkoba juga yang mengenalkan Arimbi pada Vela, gadis yang yang dicintainya. Gadis yang membuatnya rela melakukan apa saja asal bisa bersamanya. Cintanya pada Vela pula yang menyebabkan ia mati-matian ingin melepaskan diri narkoba dan kehidupan yang dibencinya.
Tidak hanya mengupas hubungan cinta antara dua perempuan, penulis juga menceritakan perbedaan tentang si kaya dan si miskin. Arimbi yang berduit bisa menikmati panti rehabilitasi narkoba yang mewah ala hotel bintang lima, sementara Vela harus “menikmati” panti rehab ala penjara yang penuh kekerasan. Penulis menulis buku ini dengan irama yang teratur, membuat kita bisa merasakan gejolak Arimbi yang marah pada dunia dan orang-orang sekitarnya. Marah pada keadaan yang tidak ramah pada dirinya dan Vela.
Berkat jalan ceritanya yang bisa dikatakan bagus, buku Jangan Beri Aku Narkoba berhasil menjadi pemenang Adikarya Ikapi th. 2005 untuk buku remaja terbaik.
Kesimpulan
Dari buku ini kita dapat mengambil beberapa pelajaran dan manfaat manfaat tentang kehidupan. Manfaat/ Pelajaran yang di peroleh dari novel ini:
- Orang tua sebagai media pembentukan kepribadian anak, harus lebih memperhatikan anaknya
- Jangan pernah menerima sesuatu dari orang yang di tidak kenal
- Jangan perna sekali-kali mencoba narkoba walaupun sedikit, karena kita bisa menjadi ketagihan dan akhirnya menjadi pecandu narkoba
- Harus lebih teliti dalam memilih teman dan pergaulan
- Apabila menjadi pecandu narkoba, berusahalah untuk berhenti
- Apabila ada masalah jangan di pendam di dalam hati, cobalah menceritakan kepada orang terdekat sehinga mungkin ada jalan keluar dari masalah yang dihadapi
Source:
en.wikipedia.org/wiki/Alberthiene_Endah
http://mirnawatidewi18.blogspot.com/2012/07/ringkasan-novel-berjudul-jangan-beri.html
en.wikipedia.org/wiki/Alberthiene_Endah
http://mirnawatidewi18.blogspot.com/2012/07/ringkasan-novel-berjudul-jangan-beri.html